Dahulu
kala di suatu negeri yang indah nan damai yang dihuni oleh tiga bangsa
besar; Anjing, Kucing, dan Tikus hidup bersatu di dalamnya. tiga bangsa
tersebut hidup rukun dan berdampingan karena negeri itu diberi oleh
Tuhan sumber daya alam yang melimpah yang meliputi; persawahan yang
luas, padang gandum yang lebar, hutan yang lebat, hewan-hewan ternak
yang bisa menghasilkan susu dan dagingnya banyak, dan air
bersih yang bersumber dari mata air yang jernih. Negeri itu dipimpin
oleh tiga kepala pemerintahan dari tiga suku bangsa tersebut karena
peraturan pemerintahan tersebut menyatakan bahwa setiap kepala
pemerintahan harus diwakili oleh tiga bangsa namun bangsa anjinglah yang
mempunyai otoritas yang luas karena bangsa anjing kedudukan tahtanya
lebih tunggi daripada bangsa kucing dan tikus.
Suatu
hari negeri itu mengalami musibah, persawahan yang dimiliki oleh tikus
dilanda kekeringan dikarenakan musim panas yang panjang akan tetapi
bangsa kucing yang sangat setia pada pemerintahan tidak mau melihat
bangsa tikus dilanda kemiskinan oleh karena itu bagsa kucing dan tikus
hidup berdampingan, oleh karena itu sebagian ladang gandum pun mereka
serahkan untuk diurus dan dimakan untuk dijadikan kebutuhan sehari-hari
yang akhirnya bisa hidup sejahtera seperti biasanya.
“Terima Kasih wahai engkau bangsa kucing yang telah membantu bangsa kami yang sedang dilanda musibah” Ucap bangsa kucing.
“Sama-sama, itu sudah kewajiban kami sebagai bangsa kucing untuk saling membantu” Ucap bangsa kucing.
Negeri
itu akhirnya terbebas dari musibah yang melanda dan kembali
bangsa-bangsa itu hidup makmur. Bertahun-tahun lamanya mereka hidup
makmur, negeri itu diberi cobaan oleh Tuhan yakni terjadi perubahan
musim yang cepat dari musim panas menjadi musim salju lebat tanpa ada
tanda-tanda kemunculannya yang tanpa disadari oleh para pemuka agama
dari bangsa kucing bahwa setiap memasuki tahun millennium akan terjadi
suatu bencana. Bangsa tikus dan bangsa kucing pun panic melihat
terjadinya perubahan musim tersebut karena ladang gandum yang biasanya
tumbuh subur di musim panas hancur karena begitu ekstrimnya cuaca
tersebut.
“Bagaimana
kita bisa bertahan hidup dengan musim yang buruk ini? sedangkan
bahan-bahan untuk kebutuhan sehari-hari sudah habis dan ladang-ladang
sudah hancur” Ucap pemimpin bangsa tikus panik.
Pemimpin bangsa Kucing berpikir dan menemukan solusinya “Lebih baik kita ke utara saja dan meminta bantuan kepada bangsa anjing.
Bangsa
tikus pun menyetujui apa yang diusulkan oleh Bangsa kucing namun bangsa
tikus merasa mustahil untuk pergi kesana karena alasan cuaca. “Baiklah
kalau begitu, tapi bagaimana kita bisa melewati cuaca yang ekstrim ini
sedangkan jarak dari sini sampai kesana perlu beberapa jam sampai
berhari-hari” Ucap pemimpin bangsa tikus
Bangsa
kucing pun kembali berpikir bagaimana caranya bisa mencapai ke utara,
namun karena kepandaian bangsa kucing akhirnya solusi bisa ditemukan.
“Bagaimana
diantara kita baik dari bangsa kucing maupun bangsa tikus untuk
mewakili salah satu orang yang terbaik untuk pergi kesana” Ucap pemimpin
bangsa kucing.
Bangsa
tikus menolak usulan tersebut “Bangsa kami tidak mempunyai orang yang
terbaik untuk dipilih karena bangsa kami sangat lemah menghadapi musim
dingin ini” Pemimpin Bangsa tikus menjelaskan.
“Baiklah
kalau begitu, kami perwakilan dari bangsa kucing akan mengutus
perwakilan dari bangsa kami sendiri untuk menyampaikan pesan bantuan
kepada bangsa anjing”.
Akhirnya
kepala bangsa kucing mengutus perwakilannya kesana, menerobos
ekstrimnya cuaca diluar. Berhari-hari lamanya bangsa kucing dan tikus
menunggu kedatangan dia yang diutus akan tetapi dia belum datang juga
yang mengakibatkan beberapa penduduk dari kedua bangsa mulai memakan
korban jiwa karena persediaan mulai habis. Bangsa kucing dan bangsa
tikus mulai cemas karena tidak mau penduduk dari kedua bangsa tersebut
korban berjatuhan terus menerus.
Setelah
lima hari lamanya akhirnya utusan bangsa kucing datang dan membawa
beberapa daging dan susu yang banyak dengan didampingi oleh orang-orang
dari bangsa kucing.
“Wahai
engkau bangsa anjing kami mengucapkan banyak terima kasih kepadamu,
tanpa bantuanmu bangsa kami dan tikus akan mati kelaparan” Ucap bangsa
kucing berucap syukur.
“Inilah sudah kewajibkanku sebagai bagian bangsa dari negeri ini untuk saling membantu” Ucap bangsa anjing.
Akhirnya
bangsa kucing dan tikus pun hidup kembali bahagia serta kembali hidup
makmur. Sejak zaman dahulu kala bangsa tikus selalu dilindungi oleh
bangsa kucing jika mereka terancam oleh musuh, dan bangsa kucing selalu
dilindungi oleh bangsa anjing jika mereka juga terancam. Tradisi ini
diturunkan secara turun temurun dan menjadi suatu kebudayaan.
Di
negeri tersebut bangsa anjing sangat disegani dan dihormati, mereka
dijuluki dengan malaikat dari surga sedangkan bangsa kucing karena
sangat setia dan sangat patuh pada negara mereka dijuluki dengan ksatria
abadi sedangkan bangsa tikus yang terkenal dengan semangat gotong
royongnya yang tinggi mereka dijuluki dengan petarung sejati.
Suatu
hari bangsa anjing harus mengalami musibah, perternakan yang dimiliki
oleh anjing harus diserang oleh suatu penyakit yang mematikan, bangsa
anjing panic bagaimana mencari jalan keluar untuk mengatasi bencana ini.
“Bagaimana supaya kita bisa membasmi penyakit yang mematikan ini” Ucap peminpin bangsa anjing kebingungan.
Salah
seorang ajudannya memberikan solusi “Bagaimana kalau kita menanyakan
kepada pemuka agama dari bangsa kucing, karena merekalah ahli mengetahui
situasi ini, Tuanku.
Peminpin
bangsa anjing menyetujui usulan tersebut “Baiklah kalau begitu,
sampaikanlah pesanku ini untuk mengatasi bencana yang dialami oleh
rakyatku dan kamu aku utuskan untuk menyampaikannya”.
“Baik tuanku” Ucap ajudan.
Pergilah
dia untuk menyampaikan pesan kepada pemuka agama dari bangsa kucing
menuju ke selatan. Berhari-hari lamanya akhirnya dia sampai di selatn
dan menemui pemuka agama tersebut.
“Salam hormat, aku kesini untuk menyampaikan pesan dari Tuanku bangsa anjing” Ucap ajudan sambil memeberikan secarik kertas.
Pemuka agama itu pun membaca psan yang disampaikan ajudan bangsa kucing dan memahami apa yang sedang dialami oleh bangsa anjing.
“Sampaikanlah balasanku ini kepada tuanmu” Ucap pemuka agama sembari memebrikan kertas balasan.
Ajudan itu pun kembali ke utara untuk menyampaikan pesan, dan sampailah ditujuan.
“Salam hormat Tuanku, ini pesan balasan dari pemuka agama bangsa kucing” Ucapa ajudan.
Pemimpin
itu membaca isi balsan surat dan mengetahui bahwa bencanaini terjaid
karena beberapa sumber air di wilayah bangsa anjing telah tercemar oleh
parsait dari pohon cemara dan penyakit ini bisa dibasmi dengan menyiram
dan meminumnya oleh ternak melalui sumber mata air daro pegunungan yang
terletak diwilayah bangsa kucing.
Pemimpin
bangsa anjing akhirnya memutuskan pergi bersama beberapa orang
kepercayaannya menuju wilayah bangsa tikus dimana mereka bermukim, dam
diperlukan beberapa hari untuk kesananya.
Sesampai
ditujuan, pemimpin bangsa anjing meminta tolong untuk meminta air itu
dialirkan dengan cara membuat irigasi ke wilayah bangsa anjing bermukim.
“Salam
hormat, di wilayahku bangsa anjing telah terjadi bencana yang membuat
peternakan kami diserang oleh penyakit yang dihasilkan oleh pohon
cerama, kami kesini untuk meminta air yang engkau (bangsa tikus) miliki
supaya dialirkan ke wilayah bangsaku” Ucap bangsa anjing.
“Kami
sebagai sebangsa dan setanah air akan membantumu, karena ini adalah
sebagai kewajiban kami untuk saling membantu” Ucap pemimpin bangsa
tikus.
“Kami sangat berterima kasih kepadamu bangsa tikus” Ucap pemimpin bangsa anjing.
Setelah
terjadi perundingan akhirnya rencana untuk membuat irigasi dimulai,
semua dari bangsa di negeri itu membantu membuatkan irigasi selama
beberapa bulan akan tetapi bangsa kucing menolak untuk membantu karena
bangsa kucing dikenal takut akan air namun bangsa anjing tidak
mempermasalahkannya, dan pembuatan irigasi berlanjut. Ditengah pembuatan
irigasi terjadi bumbu-bumbu pertikaian dimulai dimana beberapa orang
dari bangsa tikus yang membantu membuatkan irigasi mati karena kelelahan
dan membuat pernyataan kepada bangsa kucing bahwa bangsa kucing-lah
yang membuat beberapa orang-orangnya harus mati serta memprotes dengan
melakukan mogok kerja kepada bangsa anjing. Bangsa anjing pun marah
ketika mendengar bahwa pembuatan irigasi harus berhenti di tengah jalan
dan demi untuk menyelesaikan masalah ini maka dibuat suatu perundingan.
Perundingan dimulai disiang hari di sebuah balai dimana ketiga bangsa itu hadir.
“Wahai
engkau bangsa tikus, kenapa pembuatan irigasi ini berhenti ditengah
jalan? sedangkan rakyatku menanti-nanti air yang mengalir untuk
dimanfaatkan sebagai obat, apa yang terjadi” Tanya pemimpin bangsa
anjing marah.
“Mohon maaf tuanku, kami dari bangsa tikus berhenti melakukan pekerjaan ini dikarenakan beberapa alasan. Yang
pertama, adanya banyak korban yang berjatuhan dari bangsa kami selama
pembuatan irigasi ini dan yang kedua, penyebab dari kematian ini
dikarenakan bangsa kucing yang tidak membantu pekerjaan ini, ini tidak
adil tuanku” Pemimpin bangsa tikus memprotes.
“Itu
tidak bisa menjadi alasan yang kuat karena kematian tersebut bukan dari
akibat bangsa kucing yang tidak ikut bekerja” Ucap pemimpin bangsa
anjing.
“Tapi
bangsa kucinglah yang membuat bangsa kami menyebabkan banyak korban
berjatuhan, bangsa kami membantu akan tetapi bangsa kucing
seenak-enaknya diam, mereka juga merupakan bagian dari negeri ini”
Pemimpin bangsa tikus marah.
“Maafkan
tuan, kami tidak bisa membantu disebabkan air akan menyebabkan suatu
penyakit yang mematikan bila sekujur tubuh bangsa kami terkena oleh air”
Ucap pemimpin bangsa kucing.
“Apakah kalian semua minum dari air kan?” Tanya bangsa anjing.
“Memang, kami minum dari air akan tetapi tidak ada manfaat lain selain itu” Ucap pemimpin bangsa kucing.
“Itu hanya alasan saja, mereka (bangsa kucing) sangat malas dalam bekerja” Ucap pemimpin bangsa tikus.
Pemimpin
bangsa kucing marah mendengarnya “Bangsa Tikus! Kau tak tahu diuntung,
ingat ketika musim salju yang ekstrim melanda kami dan bangsamu, tak ada
perwakilan dari bangsamu dalam menyampaikan pesan kepada bangsa anjing
ketika itu karena kau sendiri yang mengatakan bangsamu lemah terhadap
musim yang buruk itu, Apakah kau ingat itu !?”
Bangsa
tikus terdiam dan malu tidak bisa berkata-kata lagi yang akhirnya
membuat Pemimpin bangsa tikus menyatakan berpisah dari negeri itu.
“Apa
yang dikatakanmu benar bangsa kucing, daripada aku sebagai pemimpin
bangsa tikus harus menanggung malu, lebih baik aku beserta rakyatku
berpisah dari negeri ini dan tidak ada hubungan apapun dengan bangsa kau
dan bangsa anjing” Ucap pemimpin bangsa tikus.
“Aku
juga sebagai pemimpin bangsa kucing beserta rakyatku berpisah dari
negeri yang selama ribuan tahun bangsaku diami karena bangsa anjing
sudah tidak bisa mempercayai bangsa kami yang diberi julukan ksatria
pengabdi, apa yang dikatakan aku benar bahwa air bisa menyebabkan
penyakit mematikan bagi bangsa kami dan tidak ada hubungan lagi dengan
bangsa kau dan bangsa tikus” Ucap pemimpin bangsa kucing.
“Aku
juga sama sebagai pemimpin bangsa anjing beserta rakyatku berpisah dari
negeri ini karena aku sebagai pemimpin sekaligus pemegang otoritas atas
negeri ini malu melihat bangsa kau (kucing dan tikus) tidak memiliki
perjuangan tinggi seperti apa yang dilakukan nenek moyang untuk membantu
bangsa dan setanah airnnya serta tidak ada hubungan apapun dengan
bangsa kau (kucing dan tikus)".Ucap pemimpin bangsa anjing.
Dengan
demikian negeri itu pecah dan mendirikan negeri atas bangsa
masing-masing menjadi 3 bagian, bangsa tikus menghuni kawasan selatan
beserta sumberdaya alam meliputi sawah dan mata air, bangsa kucing
menghuni kawasan tengah beserta sumberdaya alam yaitu padang gandum dan
bangsa anjing menghuni kawasan utara beserta sumberdaya alam hutan dan
hewan ternak.
Dipublikasikan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung "Antologi Kumpulan Tulisan Creative Writing Mahasiswa"
No comments:
Post a Comment