Wednesday, October 15, 2014

Terapi Musik Membantu Orang Yang Sedang Sekarat

Bersantai, menyentuh ingatan, musik membantu bersama masa akhir peralihan. Setiap minggu, tiga terapis musik MJHS Rumah Fakir Miskin dan Perawatan Paliatif mengunjungi kota maupun pinggiran kota untuk menyanyikan lagu-lagu kepada orang yang sedang sekarat. Dengan gitar-gitar yang diikat ke punggungnya, seruling atau  rebana, dan buku lagu di ransel, mereka memainkan musik kepada lebih dari 100 pasien di rumah-rumah susun, panti jompo, dan bahkan di rumah-rumah orang yang ada. Inilah saatnya pengobatan secara kemoterapi dan radiasi harus dihentikan.


Nona Burton  yang mengunjungi James D. Williams, 85 tahun, di rumahnya di Kota Brooklyn. Dia penderita kanker prostat parah bersama istrinya senang menyanyikan hymne.
James D. Williams yang berusia 85 tahun berasal dari Kota Brooklyn, penderita kanker, mengatakan, "Mulai saat ini saya sedang koma". Lalu, Terapis Charla Burton berkunjung untuk menyanyikan hymne dengan Tuan William dan istrinya berusia 61 tahun, serta Daphne yang berusia 79 tahun. Sesaat kemudian, beliau berucap syukur "Tuhan telah menjagaku dan saya sangat bersyukur serta dengan dorongan kuat dari istriku yang terus bersabar mendampingi". Keduanya lahir di Belize, lagu-lagunya ialah bagian dari praktek spiritual mereka yang memiliki irama Karibia yang penuh riang.

Di lain tempat, penderita Alzhemeir, Rose jarang berbicara. "Penyakitnya membuat keadaan beliau semakin parah dan ini menjadi terus-menerus membuat bingung. Kecuali kadang-kadang ketika Nona Burton datang berkunjung."  Kata cucunya, Paul Motisi.


Selama 4 bulan terakhir, Charla Burton telah mengunjungi Rose Vuolo yang berusia 86 tahun penderita Alzhameir.


Rose Vuolo sedang mendengarkan suara tamborin.
Rose Vuolo dan terapis musiknya, Nona Burton
"Namun semua itu sedikit tenang ketika Nona Burton datang ketika memainkan gitarnya, nenekku tampak seperti ada sesuatu yang dimengerti. Emosinya menuju ruang yang lebih banyak positif." Ujar Tomisi.


Sementara di Oceanside, Merle Gross yang berusia 73 tahun penderita kanker payudara bersama Charla Burton memilih-milih lagu sebelum dia pergi. Dia ingin jika ada waktu yang cukup, diantaranya akan memasukkan lagu-lagu untuk setiap anggota keluarga, semua orang-orang yang dicintai beserta anjingnya, Shayna.


Merlo Gross diusianya yang memasuki 73 tahun pasien kanker payudara
Charla Burton memainkan lagu bahwa Merle Gross ingin lagu itu dimasukan ke dalam buku lagu yang dia ciptakan untuk keluarga dan teman-teman.
Nona Burton memainkan lagu dari Cole Poter "Begin The Beguine" - lirik yang bahkan Cole Porter bilang bahwa dia tidak bisa mengenang tanpa lembaran musik. Namun pada hari yang cerah ini, Rose bernyanyi bersama dengan jangkauan nada yang sempurna. Ini adalah lagu dimana dia bersama suami berdansa di acara pernikahannya.

Di lain kejadian, panti jompo di Kota Manhattan, seorang ibu membuai anak perempuannya yang berusia 6 bulan, Cecilia. Terapis Meredith Travers memainkan lagu pengantar tidur menggunakan gitar dan dengan lembutnya menyanyikannya kata demi kata. "Nak, Papa akan membelikanmu seekor burung Mockingbird". Cecillia Havre merupakan salah satu pasien termuda dalam program ini, memiliki cacat genetik, Trisomi 18. Setengah dari mereka yang lahir dengan penyakit ini tidak bisa bertahan hidup lebih dari satu minggu.


Cecilia dan ibunya sedang mendengar lagu yang dinyanyikam Nona Meredith
Cecillia yang tersenyum
Dia tersenyum kepada ibunya, Chantel Vazquez, dan ayahnya, Eddie Havre. Dia tuli tapi musik yang dimainkan menenangkan orang tuanya. Dia tumbuh penuh semangat di rumah sakit untuk mendapat perawatan dan mungkin dipindahkan ke perawatan paliatif dimana pengobatan dapat dikombinasikan.
Di sebuah panti jompo, Chinatown. Meredith Travers memainkan seruling diiringi lagu-lagu rakyat China kuno untuk Kai Sui Fung yang berusia 60 tahun, penderita kanker paru-paru.

Kai Sui Fung menghayati musik yang dimainkan Nona Meredith.
Nona Travers dengan bantuan perawat ajudan
Nona Travers, dengan bantuan perawat ajudan yang membantu menterjemahkan bahasa, memberi semangat Kui San Fung untuk menutup mata dan membuka pikirannya. "Lupakan tempat ini sejenak (panti jompo),"  dia mengatakan. "Bayangkan tema dalam lagu ini."

Musik pun dimulai: sebuah lagu untuk menahan kematian, merangkul kematian, atau memuji Tuhan. Seorang veteran Vietnam meminta sebuah lagu dalam bahasa Vietnam. Seorang Pria hanya meminta lagu dengan lirik-lirik kematian, untuk memaksa keluarganya untuk berbicara tentang masa depan. Dia siap berbicara dengan itu semua, tapi keluarganya enggan.

Yelena Zatulovsky, seorang terapis musik memainkan lagu-lagu untuk Milicent Williams

Anaknya Nyonya Wilson, Mark V. Wilson, seorang videografer dan prodeser musik, menghentikan pekerjaan untuk merawat ibunya. Dia meminta terapi musik untuk sang ibu.
Kemudian, Yelena menyanyikan versi band Queen "Another One Bites The Dust, "Amazing Grace", dan lagu-lagu rohani lainnya paling sering diminta menjelang kematian. 


Milicent Williams yang berusia 94 tahun datang ke Amerika Serikat dari Jamaika seperti seorang gadis cilik dan sekarang sekarat karena kanker usus besar, berhenti bernyanyi setelah kematian suaminya dan mulai jatuh sakit tapi berkat terapisnya, Nona Yelena Zatulovsky, ibunya bisa kembali bernyanyi. Di penghujung lagu, dia meminta anaknya, Mark V. Wilson, "Mark, kenapa kamu tidak berdansa lagi?"


Sumber:  

Diterjemahkan dan diedit oleh Galin Pernando.

No comments:

Post a Comment